Minggu, 09 Februari 2014

Beda sedekah kiri dan kanan

Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu'alaikum... ^_^
____________________________
Ini dia bedanya sedekah otak kanan dan otak kiri,Tidak dapat dipungkiri, orang-orang kiri selalu punya sederet alasan untuk:

1. Menunda sedekah
2. Memperkecil sedekah
3. Bersedekah tidak dalam bentuk uang

Demi menyelamatkan dompetnya, ada-ada saja kilah mereka:

1. Sedekah itu seikhlasnya saja. Sekadarnya. Lihat tuh, seolah olah kata ikhlas itu sama maknanya dengan kata sekadarnya. Padahal tidak begitu! Asal tahu saja, ikhlas itu omongan para pemula. Mereka yang sudah terbiasa bersedekah, sudah lupa sedekah berapa, sedekah di mana, sedekah kepada siapa.

2. Sedikit tidak apa-apa! Yang penting kan ikhlas! Padahal banyak dan ikhlas, jelas-jelas itu lebih baik, tho? Dan hingga detik ini, saya tidak menemukan satu pun dalil agama untuk bersedekah sedikit. Yang ada hanyalah dalil-dalil untuk bersedekah banyak-banyak dan segera. Sudahlah, jangan kikir! (Betapa malangnya orang kikir. Tidak ada yang menyukai mereka. Bahkan orang kikir pun benci sama orang kikir, hahaha...

3. Ah, tidak perlu banyak-banyak. Ntar bisa riya (pamer), ujub (bangga diri), dan sombong lho! Padahal bukankah lebih baik bersedekah lebih banyak dan lebih segera, sambil memelihara keikhlasan? Sudahlah, jangan banyak alasan!

4. Sedekah itu tidak harus berbentuk uang. Senyum juga sedekah. Ilmu juga sedekah. Nah, ini ada benarnya. Hanya saja, itu semua tidak cukup. Tetap perlu sedekah dalam bentuk uang. Makanya muncul angka 2,5 persen, 10 persen, 2 kali lipat, 10 kali lipat, dan 700 kali lipat. Sudahlah, jangan berdalih terus!

5. Lha, mau sedekah sama siapa? Sama orang miskin? Ntar mereka malah tambah malas! Sama institusi? Ntar malah disalahgunakan! Begini.
Mereka yang menanam keburukan akan menuai keburukan. Dan mereka yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan. Tidak perlu risau! Tetaplah berusaha untuk bersedekah tepat sasaran.
Namun demikian, sekalipun sedekah Anda tidak tepat sasaran, balasan dari-Nya untuk Anda pastilah tepat sasaran. Tidak mungkin meleset!

6.Sedekah itu amalan khusus buat orang kaya. "Siapa bilang?
Kitab suci menegaskan, sesiapa yang disempitkan rezekinya (miskin) hendaklah menafkahkan sebagian hartanya (sedekah) (QS. 65: 7). Jadi, orang miskin sekalipun disuruh bersedekah. Yah, apalagi Anda, yang jelas-jelas bukan orang miskin! Hanya orang fakir saja yang tidak disuruh bersedekah.

Di dalam kitab suci, parkataan kelapangan muncul 13 kali dan perkataan kesempitan juga muncul 13 kali. Seimbang. Terlapas dari itu, manusia memang disuruh bersedekah, baik di waktu làpang maupun di waktu sempit. Sedangkan perkataan infaq muncul 73 kali dan perkataan kerelaan juga muncul 73 kali. Seimbang. Memang, infaq dan kerelaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Kembali soal ikhlas. Ngomong-ngomong, ketika Anda belajar shalat dulu, apakah Anda ikhlas? Bisa ya, bisa tidak. Kemungkinan besar Anda melakukannya supaya dapat ganjaran dari orangtua. Atau sebaliknya, supaya terhindar dari hukuman. Iya kan?
Lha, sekarang apakah Anda shalat karena ganjaran atau hukuman dari orangtua? Tentu tidak! Mudah-mudahan sekarang Anda shalat dengan ikhlas beneran.
Jadi, karena sering-sering shalat, akhirnya Anda ikhlas dengan sendirinya. Inilah yang dinamakan dengan Ikhlas By Doing.
Dengan kata lain, gak nunggu ikhlas dulu, baru shalat. Hah, ajaran dan mana itu?

Begitu juga dengan sedekah. Ketika baru baru sedekah mungkin anda juga tidak 100% ikhlas. Ada sedikit keterpaksaan. Ada sedikit riya'. Ada sedikit ujub. Macam-macamlah. Tapi begitu anda sering-sering melakukanya, mudah-mudahan anda akan ikhlas dengan sendirinya. Yap, Ikhlas by Doing. Dengan kata lain gak nunggu ikhlas dulu, baru sedekah. Kesimpulnya, solusi alternatif untuk menyembuhkan penyakit riya dan ujub adalah dengan sering-sering bersedekah.

Masih kikir?? Saran nih, segera dirikan satu komunitas. Namanya, Perhimpunan Orang Rakus dan Kikir (PORK), hahahaha....

Dikutip dari : 7 Keajaiban Rejeki Ippho Santosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar